Saya
Aulia Pranata, orang-orang biasa memanggil dengan sebutan Li ataupun natha. Ini
adalah cerita bagaimana saya berada diantara orang “asing” dalam kehidupan
saya. Saya seorang muslim yang lahir dari rahim seorang ibu yang masa kecilnya
seorang kristen. Ibu saya memilih masuk islam ketika menikah dengan ayah saya. Oh
iya ayah saya berasal dari aceh, kota yang sangat kental dengan islam. Keluarga
kami tinggal disebuah desa kecil yang berada di dataran tinggi karo tepatnya di
desa Pertibi Lama. Desa dimana ibu saya berasal.
Di
desa itu jugalah saya lahir dan dibesarkan. Desa itulah sebagai saksi saya
mengenal dunia dan cinta. Dari bayi hingga tamat SMA saya tinggal disana
sebelum akhirnya saya memutuskan tinggal di kota Medan sekaligus melanjutkan
pendidikan saya. Tapi rasa cinta terhadap kampung itu tidak pernah hilang dari
hati saya. Desa itu tidak begitu luas tapi keharmonisan sangat terjaga disana.
Kami
adalah salah satu keluarga “asing” yang tinggal disana. Kenapa saya sebut
asing, karena mayoritas penduduknya adalah penduduk asli dengan suku batak. Sementara
kami keturunan aceh yang menumpang untuk tinggal disana. Selain berbeda suku,
agama juga berbeda, kami minoritas yang sangat sedikit disana. Jumlah keluarga
muslim bisa dihitung dengan jari. Tapi itu tidak membuat kami merasa asing atau
terkucil. saya tetap bisa bergaul dengan mereka yang mayoritas.
Dari
saya kecil hingga besar tidak ada satupun ejekan atau persekusi yang saya
terima dengan keasingan yang ada pada diri saya. Kami sekeluarga sangat tenang
tinggal disana. Bagaimana kami sangat dihargai dan di hormati disana, seperti
itu jugalah kami. Kami sopan dengan mereka.